Berlawanan dengan pendapat umum, mengorek lubang ke perut bumi ternyata menggunakan bermacam-macam ukuran mata bor atau pahat. Mula-mula digunakan mata bor berukuran paling besar yang bergaris tengah hampir satu meter. Pada kedalaman tertentu, mata bor ini diganti ukurannya yang lebih kecil yaitu sekitar 70cm. Lebih dalam lagi digunakan diameter 30cm, dan umumnya yang terkecil adalah bergaris tengah 21cm.
Setiap pergantian ukuran pahat, lubang bor harus dilindungi dengan memasukkan pipa baja yang disebut casing atau "selubung." Selubung baja ini harus disemen agar kuat "menggigit" dinding lubang bor tidak runtuh, dan yang lebih penting lagi menjadi "pasukan cadangan" jika ada gas atau lumpur panas ingin memasuki wilayah sumur pengeboran. Jadi kalau diumpamakan kita memiliki pisau maha besar untuk memotong penampang sebuah sumur akan dihasilkan diagram yang makin ke dalam makin kecil mirip teleskop.
Gambar satu adalah contoh mata bor berukuran 31cm yang sebagian giginya dilapisi intan.
Umumnya jenis ini dipakai pada trayek pengeboran masih pertengahan dengan kedalaman berkisar 2000 - 3000 meter dimana lapisan yang ditembus relatif mulai keras dan padat seperti lempung, atau batu gamping. Pahat ini dicabut setelah mengebor 1000 meter lebih lantaran kami curiga sudah majal. Ternyata dugaan tersebut benar.
Anda perhatikan bintil bintil yang menyelimutinya adalah intan buatan pabrik. Intan ini ditancapkan pada badan pahat, kalau sudah tipis atau aus, intan diproses kembali.
Di latar belakang pahat intan adalah pipa bor yang bergaris tengah 13cm. Kelak ujung pipa bor disambung dengan pahat melalui "draad." Namun karena ulir pada pahat adalah "lelaki" sementara pipa bor memiliki ulir "lelaki," maka supaya jangan terjadi jeruk makan jeruk, dipakai pipa cross-over dan pipa lain yang berat dengan diameter dari 17 sampai 20cm. Kami namakan sebagai "setang bor." atau disingkat DC.
Data fisik lain dari pahat adalah tingginya sekitar 40cm dengan berat 60 kilogram. Kalau diperhatikan lagi lantai bor kenapa terbuat dari kayu? Sebetulnya hanya landasannya yang kami lapisi dengan kayu sebagai sarana melindungi draad-draad pipa agar tidak cepat rusak. Sebagai gambaran, bagan di kanan ini sebuah rangkaian pipa bor saat disambung menjadi satu kesatuan. Ukuran ini tidak mengikuti skala sebab pipa bor saja panjangnya bisa ribuan meter dibandingkan mata bor yang kurang dari setengah meter.
Air yang nampak menggenang di lantai selain berfungsi membersihkan lantai, pipa dan pahat memiliki sarana lain sebagai pendingin agar saat terjadi gesekan (sengaja atau tidak) antara pipa dengan pipa atau benda keras lainnya, maka lelatu api bisa ditiadakan dengan suasana yang basah-basah mandi lumpur.
Kalau bor ini dilihat dari depan, maka akan nampak gigi-gigi intan yang dalam perminyakan disebut "PDC."
Diantara gigi-gigi akan nampak lubang sebanyak lima buah. Lubang ini nantinya diisi jepitan atau nozzle agar lumpur yang dipompa melalui bagian tengah pipa bor karena melalui lubang yang sempit akhirnya tergencet dan menghasilkan tekanan sekeras pancaran jet karena kecepatan semprotnya sekitar 288 km per jam setara dengan laju F1 di arena balapan, jadi fungsinya membersihkan mata bor agar tidak lengket (nggedibel, jawa) selain semprotannya juga mampu melunakkan batuan sebelum dibor, sekaligus mendinginkan panas akibat gesekan logam dengan batuan.
Mata bor yang terbuat dari intan hitam, mulus, moncer, setelah bergesek dengan batuan yang tentunya keras kalau dicabut ke permukaan bentuknya menjadi tidak menarik lagi seperti pada gambar kiri.
Dengan demikian kelak para pembaca Wikimu tidak perlu menyambut kedatangan "Kepala Bor" dengan tarian daerah, karangan bunga sebab ia hanya sekedar besi.
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=2506
Kamis, 21 Januari 2010
Unit Pengeboran Laut Dalam Gambar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar