BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 14 Januari 2010

Chemical Flooding

Chemical Flooding adalah suatu metode EOR dengan menginjeksikan cairan yang akan bereaksi secara kimiawi (chemical liquid) di dalam reservoir. Jenis-jenis Chemical yang diinjeksikan adalah:

a. Surfactant
Surfactant yang dipakai umumnya Commercial Petroleum Sulfonate, Sodium Dodecyl Sulfate. Tujuan digunakannya surfactant adalah menurunkan tegangan permukaan (interfacial tension) minyak-air di dalam reservoir. Dengan menurunnya tegangan permukaan, maka akan menurunkan tekanan kapiler yang berpengaruh terhadap wettabilitas batuan. Sehingga akan meningkatkan effisiensi pendesakan (Displacement efficiency).

Proses surfactant flooding:
 Preflush.
System pengkondisian reservoir. Biasanya diinjeksikan dalam volume sedikit dengan chemical surfactant.
 Surfactant slug

Ini merupakan tahap injeksi selanjutnya dengan memasukkan chemical surfactant dengan besaran 25-100% pore volume reservoir. Tujuannya untuk mendapatkan mobility ratio yang baik (M<1)>
http://chemical-flooding.html

Senin, 11 Januari 2010

beam pump


Teknik ketiga dari Artificial Lift dengan menggunakan pompa elektrikal-mekanikal yang dipasang di permukaan yang umum disebut sucker rod pumping atau juga beam pump. Menggunakan prinsip katup searah (check valve), pompa ini akan mengangkat fluida formasi ke permukaan. Karena pergerakannya naik turun seperti mengangguk, pompa ini terkenal juga dengan julukan pompa angguk.

Differential wall sticking pada drill pipe atau drill collar

Differential wall sticking dikarenakan oleh drill pipe atau drill collar menghalangi aliran dari fluida dari dasar lubang menuju ke formasi
Pada formasi yang permeable, dimana kolom hidrostatik lumpur lebih tinggi dari tekanan formasi , kehilamgan tekanan dapat diperhitungkan karena aliran fluida kedalam formasi disaring oleh batuan pada dinding sumur dan mengakibatkan terbentuknya filter cake.

Bagian permukaan peralatan yang licin, membantu efek pelekatan dari filter cake, membentuk penghalang pada fluid loss ke dalam formasi, tergantung dari panjang dari wilayah yang terhalangi dan perbedaan dalam lubang bor serta tekanan formasi, halangan terhadap fluida ini yang mengakibatkan terjadinya tenaga yang sangat besar terhadap peralatan, dan kemudian mengakibatkan differensial wall sticking pada drill string
Penggunaan dari packed hole assembly akan menghilangkan banyak kondisi yang berakibat pada pipe sticking dari drill stem dengan mencegah menyentuh dasar sumur, seperti bit stabilizing assemblies juga mencegah perubahan sudut lubang secara tiba-tiba, offset dan dogleg severity yang mengakibatkan sticking pada drill stem dalam key seat

Mengurangi Differential Pressure Sticking
Differential Pressure Sticking dapat dikurangi secara effektif dengan menggunakan peralatan berikut:

Hevi-WateT Drill Pipe (lihat gambar No. 01)
Alat ini digabungkan pada akhir untuk melengkapi upset ditengah tube dan bertindak sebagai centralizers untuk menyangga bagian heavy-wall dari dinding lubang.


piral or Grooved Drill Collars (lihat gambar No. 01)
Alat ini memberikan luas bidang sentuhan yang kecil pada dinding sumur. Juga membiarkan fkuida untuk melewati dan menyamakan tekanan lubang bor sepanjang collar. Seluruh box end pada semua ukuran dibiarkan tidak terpotong untuk jarak kurang dari 18 in. (457 mm) dan tidak lebih dari 24 in. (610 mm) dibawah pundak. Seluruh pin end pada semua ukuran dibiarkan tidak terpotong untuk jarak kurang dari 12 in. (305 mm) dan tidak lebih dari 22 in. (559 mm) dibawah pundak.

Stabilizers (lihat gambar No. 01)
Stabilizers diposisikan antara drill stem adalah cara positif lainnya untuk mencegah differential sticking. Rotating blade, welded blade dan nonrotating sleeve-type stabilizers digunakan untuk memastikan drill collar berada ditengah lubang. Pemilihan tipe dari stabilizer dan penempatannya pada drill stem dapat merubah kemampuan penembusan pada formation yang sedang dibor, serta ukuran lubang, etc.

jenis Rig pemboran

Apakah rig ? Apa saja jenis-jenisnya ?
Rig adalah serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor sumur atau mengakses sumur. Ciri utama rig adalah adanya menara yang terbuat dari baja yang digunakan untuk menaik-turunkan pipa-pipa tubular sumur.
Umumnya, rig dikategorikan menjadi dua macam menurut tempat beroperasinya :
Rig darat (land-rig) : beroperasi di darat.
Rig laut (offshore-rig) : beroperasi di atas permukaan air (laut, sungai, rawa-rawa, danau atau delta sungai).
Ada bermacam-macam offshore-rig yang digolongkan berdasarkan kedalaman air :
Swamp barge : kedalaman air maksimal 7m saja. Sangat umum dipakai di daerah rawa-rawa atau delta sungai.
Tender barge : mirip swamp barge tetapi di pakai di perairan yang lebih dalam.
Jackup rig : platform yang dapat mengapung dan mempunyai tiga atau empat “kaki” yang dapat dinaik-turunkan. Untuk dapat dioperasikan, semua kakinya harus diturunkan sampai menginjak dasar laut. Terus badan rig akan diangkat sampai di atas permukaan air sehingga bentuknya menjadi semacam platform tetap. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, semua kakinya haruslah dinaikan terlebih dahulu sehingga badan rig mengapung di atas permukaan air. Lalu rig ini ditarik menggunakan beberapa kapal tarik ke lokasi yang dituju. Kedalaman operasi rig jackup adalah dari 5m sampai 200m.
Drilling jacket : platform struktur baja, umumnya berukuran kecil dan cocok dipakai di laut tenang dan dangkal. Sering dikombinasikan dengan rig jackup atau tender barge.
Semi-submersible rig : sering hanya disebut “semis” merupakan rig jenis mengapung. Rig ini “diikat” ke dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya tetap di permukaan. Dengan menggunakan thruster, yaitu semacam baling-baling di sekelilingnya, rig semis mampu mengatur posisinya secara dinamis. Rig semis sering digunakan jika lautnya terlalu dalam untuk rig jackup. Karena karakternya yang sangat stabil, rig ini juga popular dipakai di daerah laut berombak besar dan bercuaca buruk.
Drill ship : prinsipnya menaruh rig di atas sebuah kapal laut. Sangat cocok dipakai di daerah laut dalam. Posisi kapal dikontrol oleh sistem thruster berpengendali komputer. Dapat bergerak sendiri dan daya muatnya yang paling banyak membuatnya sering dipakai di daerah terpencil atau jauh dari darat.
Dari fungsinya, rig dapat digolongkan menjadi dua macam :
Drilling rig : rig yang dipakai untuk membor sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru maupun memperdalam sumur lama.
Workover rig : fungsinya untuk melakukan sesuatu terhadap sumur yang telah ada, misalnya untuk perawatan, perbaikan, penutupan, dsb

proses pengeboran


Bagaimana pengerjaan pemboran sumur dilakukan ?Pemboran sumur dilakukan dengan mengkombinasikan putaran dan tekanan pada mata bor. Pada pemboran konvensional, seluruh pipa bor diputar dari atas permukaan oleh alat yang disebut turntable. Turntable ini diputar oleh mesin diesel, baik secara elektrik ataupun transmisi mekanikal. Dengan berputar, roda gerigi di mata bor akan menggali bebatuan. Daya dorong mata bor diperoleh dari berat pipa bor. Semakin dalam sumur dibor, semakin banyak pipa bor yang dipakai dan disambung satu persatu. Selama pemboran lumpur dipompakan dari pompa lumpur masuk melalui dalam pipa bor ke bawah menuju mata bor. Nosel di mata bor akan menginjeksikan lumpur tadi keluar dengan kecepatan tinggi yang akan membantu menggali bebatuan. Kemudian lumpur naik kembali ke permukaan lewat annulus, yaitu celah antara lubang sumur dan pipa bor, membawa cutting hasil pemboran.Mengapa digunakan lumpur untuk pemboran ?Lumpur umumnya campuran dari tanah liat (clay), biasanya bentonite, dan air yang digunakan untuk membawa cutting ke atas permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi dan medium pendingin untuk pipa pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen penting dalam pengendalian sumur (well-control), karena tekanan hidrostatisnya dipakai untuk mencegah fluida formasi masuk ke dalam sumur. Lumpur juga digunakan untuk membentuk lapisan solid sepanjang dinding sumur (filter-cake) yang berguna untuk mengontrol fluida yang hilang ke dalam formasi (fluid-loss).Mengapa pengerjaan logging dilakukan ?Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb.Logging tool (peralatan utama logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim dan sensor penerima sinyal) diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke kedalaman yang diinginkan. Biasanya pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini ditarik ke atas. Logging tool akan mengirim sesuatu “sinyal” (gelombang suara, arus listrik, tegangan listrik, medan magnet, partikel nuklir, dsb.) ke dalam formasi lewat dinding sumur. Sinyal tersebut akan dipantulkan oleh berbagai macam material di dalam formasi dan juga material dinding sumur. Pantulan sinyal kemudian ditangkap oleh sensor penerima di dalam logging tool lalu dikonversi menjadi data digital dan ditransmisikan lewat kabel logging ke unit di permukaan. Sinyal digital tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer menjadi berbagai macam grafik dan tabulasi data yang diprint pada continuos paper yang dinamakan log. Kemudian log tersebut akan diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli geofisika. Hasilnya sangat penting untuk pengambilan keputusan baik pada saat pemboran ataupun untuk tahap produksi nanti.Logging-While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur pemboran ke sensor di permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di atas kertas. LWD berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gamma-ray) sedini mungkin pada saat pemboran.Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisis dan merekam semua informasi dari partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat pemboran. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan formasi sumur yang sedang dibor.

kilang minyak unggulan anak bangsa


Pak Radesmon selaku Head of Brand and Communication Lubricant Business Unit Pertamina menyampaikan kepada pers, bahwa PT Pertamina saat ini mempunyai kilang Oli tercanggih di Asia Pasifik. Selaku kontraktor yang membangun pabrik tersebut, tentu rekan-rekan insinyur di PT Rekayasa Industri sangat berterima kasih atas apresiasi pihak Pertamina terhadap pabrik yang kami bangun. Pabrik tersebut dapat memproduksi 65 formula minyak pelumas yang dipersyaratkan oleh PT Pertamina dengan kapasitas 32.000 ton per bulan.Terus terang banyak insinyur muda di perusahaan kami yang berupaya keras untuk menyelesaikan proyek tersebut sebagai hadiah Kemerdekaan RI yang ke-63. Selain ingin menyelesaikan proyek dengan sukses, mereka tidak ingin hanya memakai peralatan-peralatan asing, tapi juga telah berjuang keras untuk memakai produk-produk hasil karya putra-putri bangsa. Berikut ini adalah beberapa produk industri teknologi tinggi, dengan kualitas bagus dan relatif murah yang diterapkan di proyek tersebut dengan sukses :• Boiler dari PT NW Industries (Foto dikiri) – fabrikasi peralatannya dibuat di BekasiAlat pemurni air laut dengan teknologi Reverse Osmosis (RO) yang diproduksi oleh PT Envitech Perkasa. Foto dikanan adalah unit pengolah air laut menjadi air tawar (bersih) yang compact dan relatif murah karya fabrikasi PT Envitech di Jakarta.• Tapi yang paling spektakuler adalah alat packaging untuk kaleng minyak pelumas yang dibuat oleh PT Kuroma Engineering. Ini bukan perusahaan Jepang tapi perusahaan nasional yang ada di Sidoardjo. Perusahaan ini berisikan insinyur-insinyur Indonesia yang inovatif dan membuat karya-karya mesin packaging serta mesin-mesin lain dengan teknologi yang sangat luar biasa canggihnya.Namun kami juga harus jujur, untuk mesin pencampur minyak pelumas yang bisa meramu 65 jenis formula tersebut, kami masih membeli teknologinya dari ABB-Cellier Perancis. Insya Allah pada tahun-tahun mendatang, para insinyur di perusahaan kami dengan dibantu banyak pihak di Indonesia akan mampu membuat peralatan ini secara mandiri. AmienDemikian berita liputan kami dan mudah-mudahan informasi diatas bermanfaat bagi rekan-rekan di berbagai industri untuk lebih memakai produk-produk teknologi tinggi hasil karya bangsa sendiri yang semakin bagus dan relatif lebih murah. Alhamdulilah berkat kerja keras banyak putra-putri Indonesia, maka PT Pertamina saat ini bisa mengeksport minyak pelumas ke Australia, Taiwan dan Belgia, hasil produksi dari pabrik karya Insinyur Indonesia.

syarat terbentuknya batuan sedimen silisiklastik dan karbonat

Batuan silisiklastik dan karbonat memiliki perbedaan yang sangat kontradiktifdalam hal perilaku hidrolika, sejarah diagenesa, dan terutama adalah lingkunganpembentukan. Batuan karbonat memiliki syarat-syarat tertentu untuk dapat tumbuhdan berkembang dalam suatu lingkungan, dimana syarat-syarat ini sangatbertentangan dengan kondisi pembentukan batuan sedimen silisiklastik sehingga kitasering berasumsi bahwa adalah hal yang tak mungkin bila batuan sedimen silisiklastikberada pada lingkungan yang sama dengan batuan karbonat.Namun kedua batuan ini dapat berada pada lingkungan pengendapan yangsama. Kenyataan membuktikan, bahwa walau tidak dalam jumlah yang melimpah, dibeberapa tempat sering kita temukan batuan sedimen campuran silisiklastik dankarbonat. Contoh deskripsi lapangan dari batuan ini adalah batupasir gampingan,batugamping pasiran, napal, dan lainnya. Percampuran kedua batuan ini terutamaberada pada lingkungan paparan samudera dan dapat terjadi melalui 4 proses yangdapat berkerja sendiri-sendiri maupun secara bersamaan, yaitu 1) punctuated mixing,2) facies mixing, 3) in situ mixing, dan 4) source mixing.Punctuated mixing adalah percampuran yang disebabkan oleh badai denganintensitas tinggi sehingga dapat membawa material silisiklastik untuk diendapkan dilingkungan karbonat, maupun sebaliknya. Facies mixing adalah percampuran yangmengikuti Hukum Walther yang mengatakan bahwa perubahan stratigrafi secaravertikal juga akan tercermin secara lateral. Sehingga bila dalam penampang vertikalditemui perubahan bergradasi dari batuan karbonat menjadi silisiklastik, maka secaralateral juga akan ditemui perubahan yang bersifat demikian. In situ mixing adalahpercampuran akibat akumulasi organisme karbonat di dalam lingkungan silisiklastik.Sedangkan source mixing adalah percampuran akibat carbonate terrane yangmengalami pengangkatan kemudian tererosi dan memberikan suplai materialnya kelingkungan silisiklastik.Beberapa peneliti sudah mencoba untuk memberi penamaan terhadap jenisbatuan ini, seperti Folk (1959, 1962), Leighton & Pendexter (1961), Pettijohn (1975),William et. al (1982), dan yang lebih spesifik lagi adalah Mount (1985). Masingmasingklasifikasi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.Bahkan analisa optik kuantitatif pun telah dilakukan guna mendapatkan informasigeologi lebih lanjut, seperti genesa dan studi provenance.Sebagai contoh adalah kasus batuan sedimen campuran silisiklastik dankarbonat yang terdapat di Menorca, Spanyol. Pada daerah ini tersingkap terrigeneousdolomite yang berumur Miosen di wilayah Pantai Migjorn. Dari hasil analisa optikkuantitatif diketahui bahwa butir dolomite pada terrigeneous dolomite tersebut bersifatextrabasinal. Dua batuan sumber yang mungkin menghasilkan butiran dolomitetersebut berada pada blok Tramuntana di sebelah utara Pantai Migjorn, yaitu FormasiMuschelkalk yang berumur Triassic dan dolostone yang berumur Jurassic. Keduanyamemiliki kenampakan petrografis yang sama dengan terrigeneous dolomite Miosen,namun dari analisa melalui microprobe electron diketahui bahwa dolostone Triassicbersifat ferroan, dolostone Jurassic bersifat nonferroan, demian juga denganterrigeneous dolomite Miosen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumberdetrital dolomite berasal dari dolostone Jurassic dan terjadi secara source mixing.